PROPOSAL
PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETEHUAN
DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI DESA PANAGAN KECAMATAN GAPURA KABUPATEN SUMENEP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam
rahim ibu. Sejak itu manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang
salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu
hamil. Status gizi ibu
sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang
dikandung. Bila ibu hamil memiliki status gizi yang baik pada masa sebelum dan
selama hamil, kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan
dengan Berat Badan Normal. Pada masa hamil, seorang wanita memiliki
karakteristik yang khas, bukan saja akibat perubahan fisiologis karena
kehamilannya, akan tetapi juga faktor-faktor lain yang turut menentukan makanan
yang dimakannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil
diantaranya tingkat umur, berat badan, lingkungan, aktivitas, status kesehatan,
pengetahuan, kebiasaan makan, dan penghasilan (Paat dkk, 2005).
Masa hamil
adalah masa yang dilalui seorang wanita dengan kebutuhan berbagai unsur gizi yang
jauh lebih banyak dari pada yang diperlukan dalam keadaan biasa. Kebutuhan gizi
selama hamil memang meningkat dari sebelumnya, dikarenakan adanya kenaikan laju
metabolisme (Basal Metabolik Rate). Saat hamil, energi yang digunakan tubuh untuk
melakukan berbagai proses metabolisme meningkat. Oleh sebab itu porsi makan
yang dianjurkan untuk ibu hamil 2 kali makanan orang normal, yang memenuhi
kriteria 4 sehat 5 sempurna dengan pemberian makanan menu seimbang. Berat badan
ibu hamil berpengaruh pada kesehatan ibu hamil dan persalinan, juga tumbuh
kembang janin. Ibu hamil yang pertambahan berat badannya kurang dari 10 kg,
kemungkinan besar melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
(Kasdu, 2004). Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah
gizi khususnya gizi kurang energi kronis (KEK) dan anemia gizi. Ibu hamil yang
menderita KEK mempunyai resiko besar, yang akibatnya akan melahirkan bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kematian saat persalinan, perdarahan,
pasca persalinan yang sulit dan mengalami gangguan kesehatan (Depkes RI, 1996).
Bayi yang dilahirkan dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat berakibat
pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan terganggu kelangsungan
hidupnya (Depkes RI, 1998).
Prevalensi
ibu hamil yang menderita KEK di wilayah Kabupaten Sumenep adalah 6,6% (Dinkes
Kabupaten Sumenep, 2007).
Berdasarkan hasil pendataan di Puskesmas
Kecamatan Gapura diperoleh data ibu hamil sebanyak 572 orang (1,2%) yang
mengalami KEK bulan januari sampai maret
2008 sebanyak 6 orang dan ibu hamil di Desa Panagan Kecamatan Gapura sebanyak
19 orang (21%) dan yang mengalami KEK sebanyak 4 orang. Penderita KEK di Desa
Panagan lebih tinggi dari 14 Desa yang ada di Kecamatan Gapura. Berdasarkan hal
tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang
berhubungan dengan status gizi ibu hamil di Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten
Sumenep.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu hamil
tentang Zat Gizi Ibu Hamil Di desa Panagan
Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.
2. Bagaimana status gizi ibu hamil di Desa
Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.
3. Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan
zat gizi ibu hamil di Desa Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumnep
1.3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan tingkat
pengetahuan Dengan status gizi ibu hamil di Desa Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten
Sumenep.
2. Tujuan
Khusus
1) Mengidentifikasi
tingkat pengetahuan tentang Gizi ibu hamil di Desa Panagan KecamatanGapura Kabupaten Sumenep
2) Mengidentifikasi status gizi ibu hamil di
Desa Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep
3) Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan
Dengan status gizi ibu hamil di Desa
Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep
1.4.
Manfaat Penelitian
1. Bagi
Ibu Hamil
Memberikan informasi tentang status gizi ibu hamil dan kenaikan
berat badan ibu hamil serta mengetahui tingkat pengetahuan dengan status gizi
ibu hamil di Desa Banjar Timur Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.
2. Bagi Peneliti
Memberikan
pengalaman penelitian dan menambah pengetahuan tentang tingkat pengetahuan
dengan status gizi ibu hamil di Desa Banjar Timur Kecamatan Gapura Kabupaten
Sumenep.
3. Bagi Petugas Kesehatan
Dapat memberikan
informasi serta menambah wawasan tentang tingkat pengetahuan tentang status
gizi ibu hamil di Desa Banjar Timur
Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep sehingga dapat dijadikan sebagai upaya untuk
perbaikan program gizi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Pengetahuan
2.1.1. Definisi
Pengetahuan adalah
merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap sesuatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan atau kognitif
adalah kemampuan berpikir dan memberi rasional, termasuk proses mengingat,
menilai, orientasi persepsi dan memperhatikan (Nursalam, 2001). Benyamin Bloom
(1998) seorang ahli psikologi pendidikan membagi prilaku manusia kedalam 3
domain, ramah atau kawasan (Notoatmodjo, 2003), yaitu :
a.
Kognitif
(cognitive)
Komponen kognitif berisi
persepsi, kepercayaan dan stereotip yang dimiliki individu mengenai sesuatu.
b. Afektif (affective)
Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap obyek sikap dan
menyangkut masalah emosi.
c. Psikomotor (psychomotor)
Komponen psikomotor berisi
tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap
sesuatu dengan cara tertentu.
Dari
pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan, sehingga Rogers (1974) mengatakan bahwa seseorang sebelum
mengadopsi perilaku baru, maka didalam diri orang tersebut terjadi proses
berurutan (Notoatmodjo, 2003), yaitu :
a. Awareness (kesadaran) dimana orang
tersebut menyadari dalam air mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
(obyek)
b. Interest (merasa tertarik) terhadap
stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul
c. Evaluation (menimbang-nimbang)
terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya
d. Trial, dimana subjek sudah mulai
mencoba perilaku baru
e. Adaption, dimana subjek telah
berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap
Stimulus.
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Didalam
domain kognitif mempunyai 6 bingkat (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan
tersebut yakni :
a. Tahu
(know)
Tahu
diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya
termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah pengingat kembali (recall)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rancangan
yang telah diterima. Oleh karena itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang hal
yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan an sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Merupakan
suatu kemampuan menjelaskan benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap suatu
obyek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.
c. Aplikasi (application)
Merupakan
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondiri riil. Dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
d. Analisis
(analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintetis
(synthesis)
Sintetis
menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dan formasi yang
ada.
f. Evaluasi
(evaluation)
Evaluasi
berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian atau justifikasi terhadap
suatu materi atau obyek, dimana penilaian itu berdasar suatu kriteria yang
dibuat sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.
2.1.3. Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan
dapat dipengaruhi oleh karakteristik seseorang (Latipun, 2001), yang meliputi :
a. Umur
Umur
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin cukup usia tingkat pengetahuan/kemampuan
seseorang lebih matang dalam berfikir dan menerima informasi.
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin terutama dengan perilaku model, bahwa
individu melakukan model dengan jenis kelaminnya.
c.
Tingkat pendidikan
Pendidikan
dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola
terutama dalam pembangunan kesehatan.
d. Intelegensi
Pada
prinsipnya mempengaruhi kemampuan menyelesaikan diri dan cara pengambilan
keputusan individu yang berintelegensi tinggi akan banyak berpartisipasi.
e. Status sosial ekonomi
Status
sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya, individu yang berasal dari
keluarga status ekonominya baik, dimungkinkan lebih memilki sikap positif
memandang diri dan masa depannya, dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga
dengan status sosial ekonomi rendah.
f. Sosial budaya
Sosial
budaya termasuk didalamnya pandangan keagamaan, kelompok etnis dapat
mempengaruhi proses pengetahuan, khususnya dalam penerapan nilai-nilai sosial
keagamaan untuk memperkuat super egonya
2.2. Konsep
Nutrisi Kehamilan
Nutrisi Penting Selama
Kehamilan
Seiring pertambahan usia
kandungan, maka kebutuhan gizi ibu hamil akan meningkat, terutama setelah
memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin
berlangsung pesat - terutama perkembangan otak dan susunan syaraf — dan
membutuhkan asupan gizi yang optimal.
1. Nutrisi yang diperlukan adalah:
1. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian.
2. Protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur dan kacang-kacangan.
3. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur - sayuran.
4. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji - bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.
5. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
6. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat. Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.
7. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
8. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya), daging dan hati.
9. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C. (conectique.com)
1. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian.
2. Protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan, telur dan kacang-kacangan.
3. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur - sayuran.
4. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji - bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu.
5. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
6. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat. Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur dan sayuran hijau.
7. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
8. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya), daging dan hati.
9. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu serta produk olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C. (conectique.com)
2.3. Konsep Status Gizi
2.3.1. Status
Gizi Ibu Hamil
Status
gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan
dan masukan nutrien (Beck, 2000). Status gizi ibu hamil dapat dilihat dari 3
hal (Kasdu, 2004), antara lain :
a. Berat
badan
Untuk
melihat status gizi berat badan pada saat hamil adalah dengan melihat
bertambahnya berat badan setiap bulan idealnya memang bila pertambahan berat
badan itu disesuaikan dengan berat ibu sebelum hamil.
b. Ukuran
Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Selama
ini LiLA sering diabaikan. Padahal ini salah satu indikator status gizi ibu
hamil. Baik atau tidaknya ukuran berdasarkan pada LiLA yang normal yaitu lebih
dari atau sama dengan 23,5 cm.
Pengukuran
Lingkar lengan atas dimaksudkan untuk mengetahui prevalensi wanita usia subur
umur 15 – 45 tahun dan ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK).
c. Hb
Pengukuran
kadar Hb digunakan untuk mengetahui kondisi ibu menderita anemia gizi atau
tidak. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat
sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
Tabel 2.1 Hasil Pemeriksaan Hb
Hb
|
Nilai
|
11 gr %
|
Tidak anemia
|
9 – 10 gr %
|
Anemia ringan
|
7 – 8 gr %
|
Anemia sedang
|
< 7 gr %
|
Anemia berat
|
(Manuaba, 1998)
Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2
kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester II (Manuaba, 1998).
2.3.2. Kebutuhan Zat Gizi
Ibu Hamil
Kebutuhan
zat gizi yang dianjurkan untuk ibu hamil (Arisman, 2004) antara lain :
a. Energi
Banyaknya
energi yang harus disiapkan hingga kehamilan berakhir adalah sekitar 80.000
kkal atau kira-kira 300 kkal tiap hari diatas kebutuhan wanita yang tidak
hamil. Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5.180 kkal, dan
lemak 36.337 kkal. Agar energi ini dapat ditabung, masih dibutuhkan energi
sebanyak 26.244 kkal yang dapat dimetabolisir.
Kebutuhan
energi pada trimester I meningkat secara minimal. Pada trimester II dan III,
kebutuhan akan terus membesar sampai pada akhir kehamilan. Energi tambahan
selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, yaitu penambahan
volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan lemak.
Trimester ke III, energi tambahan dipergunakan untuk pertumbuhan janin dan
plasenta. WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada
trimester I, dan 350 kkal selama trimester II dan III.
b. Protein
Jumlah
protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925
gram yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta bayi. Asupan protein
tidak boleh berlebihan, karena selain tidak bermanfaat, kelebihan protein
justru akan membahayakan. WHO menganjurkan pemberian protein sebesar
10 – 15% dari total energi. Pemberian suplementasi protein lebih dari 20% energi total pada kenyataannya justru memundurkan pertumbuhan janin.
10 – 15% dari total energi. Pemberian suplementasi protein lebih dari 20% energi total pada kenyataannya justru memundurkan pertumbuhan janin.
Bahan
pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya 2 per 3 nya merupakan pangan
yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan telur, susu dan
olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan cukup 1 per 3 bagian.
c. Zat
besi
Kebutuhan
zat besi (Fe) pada wanita hamil meningkat sebesar 200 – 300%. Perkiraan besaran
zat besi yang perlu ditimbun selama hamil adalah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200
mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak
300 mg besi ditransfer ke janin, dengan rincian 50 – 75 mg untuk pembentukan
plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg hilang
ketika melahirkan.
d. Asam
folat
Asam
folat merupakan satu-satunya vitamin yang mempunyai kebutuhan selama hamil
berlipat dua. Sekitar 24 – 60% wanita mengalami kekurangan asam folat karena
kandungan asam folat didalam makanan sehari-hari tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan wanita hamil. Kekurangan asam folat dapat mengakibatkan peningkatan
kepekaan, lelah berat dan gangguan tidur.
Kekurangan
asam folat yang parah mengakibatkan anemia mengaloblastik atau megolositik
karena peran asam folat dalam metabolisme normal, makanan menjadi energi,
pematangan sel darah merah, sintetis DNA, dan pertumbuhan sel. Gejala anemia
jenis ini ialah diare, depresi, lelah berat, ngantuk berat, pucat dan
pertumbuhan frekuensi nadi.
e. Yodium
Kekurangan
yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme, yang
selanjurnya berkembang menjadi kretinisme karena peran hormon tiroid dalam
perkembangan dan pematangan otak menempati posisi strategis.
Anjuran
asupan perhari untuk wanita hamil dan menyusui sebesar 200 mg dalam bentuk
garam beryodium, pemberian suplementasi pada hewan ternak, pemberian minyak
beryodium.
f. Kalsium
Kadar
kalsium dalam darah wanita hamil menurun sampai 5% ketimbang wanita yang tidak
hamil, secara kumulatif, janin menimbun kalsium sebanyak 30 g, dengan kecepatan
7,110, dan
350 mg masing-masing pada trimester I, II dan III.
350 mg masing-masing pada trimester I, II dan III.
Asupan
yang dianjurkan kira-kira 1200 mg/hari bagi wanita hamil yang berusia diatas 25
tahun dan cukup 800 mg untuk mereka yang berusia lebih muda.
g. Air
Ibu
hamil membutuhkan air sebanyak 2 liter sehari atau setara dengan 8 gelas. Hal
ini mengingat ibu hamil lebih mudah kencing atau berkeringat, dan adanya
peningkatan alian darah (Kasdu, 2004).
2.3.3. Makanan
Ibu Hamil
Ibu
hamil harus mempunyai kebiasaan makan yang bergizi dan teratur berolah raga serta
tidak merokok. Apabila ibu tidak mendapatkan gizi teratur selama kehamilan,
maka bayi yang dikandungnya akan menderita kurang gizi sehingga meskipun sudah
cukup bulan, bayi tersebut akan lahir dengan berat badan dibawah 2.500 gram
atau bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) pada umumnya pasti makanan
yang dianjurkan untuk ibu hamil dua kali makanan orang normal, yang memenuhi
kriteria 4 sehat 5 sempurna, semua makanan lokal yang ada disekitarnya seperti
sayur, buah, tempe, tahu, daging dan lain-lain dapat dimanfaatkan. Prinsip
pemberian makanan adalah dengan menu seimbang. Menu seimbang maksudnya menu
yang bahan makanannya terdiri dari sumber protein, karbohidrat, lemak, vitamin
dan mineral dengan porsi seimbang (Seto, 2002).
Makanan
pada ibu hamil yang harus diperhatikan (Seto, 2002) antara lain :
a. Mengurangi
bahan-bahan makanan yang banyak mengandung gas, seperti sawi, kool, dan
lain-lain
b. Mengurangi
bumbu-bumbu yang merangsang, seperti pedas dan santan kental
c. Merokok
dan minum-minuman keras sangat dilarang
2.3.4. Pola
Makanan Sehat Ibu Hamil
Pola
makan yang sehat untuk ibu hamil yang harus diperbaiki atau dibentuk (Kasdu,
2004), antara lain :
a. Kepatuhan
terhadap jadwal makanan
Ibu hamil tidak
diperkenankan mengabaikan waktu makan, khususnya untuk makanan utama, makan
waktu yang tepat untuk makan dengan gizi seimbang tiga kali sehari. Untuk
makanan utama, makanan yang dikonsumsi tetap harus mengandung zat gizi
yaitu karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, serta air.
b. Menu utama bergizi seimbang
Menu yang dimakan
mengandung gizi seimbang. Diantaranya karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
mineral.
c. Sarapan
Sarapan merupakan
energi awal ibu hamil untuk melakukan aktivitas pada pagi hari. Sarapan
mencegah dari timbulnya rasa lemah, pusing atau pingsan, sehingga ibu hamil
harus sarapan pada pagi hari.
d. Porsi makan sedikit tapi sering
Ibu hamil harus
mengatur porsi makan dalam jumlah kecil, namun sering, yaitu kurang lebih 5
sampai 6 kali sehari. Cara ini diketahui untuk menyiasati atau mencegah
gangguan pencernaan.
e. Mengurangi konsumsi junk food
Junk food
mengandung kalori dan lemak tinggi, tetapi kurang mengandung zat-zat gizi
mikro. Akibatnya, ibu merasa makan banyak, tapi sebenarnya tidak memenuhi kebutuhan
gizi.
f. Mengurangi konsumsi kafein
Kandungan kafein
banyak terdapat dalam minuman seperti kopi, coklat dan soft drink. Dalam
minuman tersebut dapat menghambat penyerapan beberapa zat gizi, terutama
makanan yang mengandung kalsium.
2.3.5. Kebutuhan
Makanan Ibu Hamil
Kebutuhan
makanan ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan untuk wanita tidak hamil.
Kegunaan makanan tersebut (Marbun, 2004) adalah untuk pertumbuhan janin yang
ada dalam kandungan, untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu,
agar supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas, guna mengadakan
cadangan untuk masa laktasi.
Namun
bila terjadi gangguan masa kehamilan maka dapat diatur sebagai berikut (Marbun,
2004):
a. Pada trimester I
Pada umur
kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi penurunan berat badan. Untuk itu
dianjurkan porsi makanan kecil tapi sering. Bentuk makanan kering atau tidak
berkuah.
b. Pada trimester II
Nafsu makan ibu
mulai membaik sehingga ibu harus makan-makanan yang diberikan sehari ditambah
1x makanan selingan. Hidangan lauk pauk hewani seperti : telur, ikan, daging,
teri, teh, hati sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari kurang darah.
c. Pada trimester III
Makanan
harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil mengalami kelebihan
berat badan maka makanan pokok dan tepung dikurangi, dengan memperbanyak
sayur-sayur dan buah-buahan segar untuk menghindari sembelit.
d. Bila terjadi keracunan atau oedema, maka
tidak boleh menambah garam dapur dalam masakan sehari-hari.
Tabel
2.3 Kebutuhan Makanan Ibu Hamil Setiap
Hari
Nama Bahan
|
Berat (Gram)
|
Ukuran Rumah Tangga
|
Beras
|
300
|
4 gelas nasi
|
Daging
|
75
|
3 potong sedang
|
|
75
|
3 potong kecil
|
Sayuran
|
300
|
3 gelas
|
Buah
|
200
|
2 potong
|
Susu
|
200
|
1 gelas
|
Gula
|
40
|
1 sendok makan
|
Minyak
|
25
|
5 sendok makan
|
Selingan
|
2x
|
|
Nilai gizi
- Kalori
: 2500
kkal - Lemak : 82 gram
- Protein : 85
gram - HA :
414 kkal
|
Sumber : (Marbun,
2004)
Tabel 2.4 Pembagian
Makanan dalam Sehari Ibu Hamil
Waktu
|
Jenis Makanan
|
Jumlah (Gram)
|
Ukuran
|
Pagi
|
Nasi
|
200
|
1 x 4 gelas
|
|
Daging
|
50
|
1 potong
|
|
Telur
|
25
|
½ butir
|
|
|
-
|
|
|
Sayuran
|
50
|
½ gelas
|
|
Minyak
|
10
|
1 sendok
makan
|
|
Gula
|
10
|
1 sendok
makan
|
10.00
|
Susu
|
300
|
1 gelas
|
|
Gula
|
10
|
1 gelas
|
Siang
|
Nasi
|
250
|
1 ¾ gelas
|
|
Daging
|
50
|
1 potong
|
|
Telur
|
50
|
1 butir
|
|
|
50
|
1 potong
|
|
Sayuran
|
75
|
¾ gelas
|
|
Minyak
|
15
|
1 ½ sendok
makan
|
|
Buah
|
100
|
1 buah
|
16.00
|
Kacang hijau
|
25
|
2 sendok
makan
|
|
Gula
|
15
|
1 ½ sendok
makan
|
Sore
|
Nasi
|
250
|
1 2/4 gelas
|
|
Daging
|
50
|
1 potong
|
|
Telur
|
25
|
½ butir
|
|
|
50
|
1 potong
|
|
Sayuran
|
75
|
¾ gelas
|
|
Minyak
|
10
|
1 sendok
makan
|
|
Buah
|
100
|
1 buah
|
. Sumber : (Marbun, 2004)
2.4. Konsep Berat Badan Ibu Hamil
Dalam kehamilan terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun
psikologis (Wiknjosastro, 2001) salah satu perubahan fisik yang terjadi adalah
perubahan badan ibu hamil.
2.4.1. Pertambahan
Berat Badan Ibu Hamil
Peningkatan
berat badan yang dianjurkan antara 10 sampai 13 kg selama satu kehamilan
(Kelly, 1997). Wanita hamil harus bertambah berat badannya sekitar 1 sampai 2
kg selama trimester pertama dan sekitar 0,4 kg perminggu. Untuk wanita yang
memiliki berat standart terhadap tinggi badan sekitar 19,8 sampai 26 kg. Selama
trimester II. Terjadi peningkatan pada ibu, sedangkan pada trimester III
terjadi peningkatan pada pertumbuhan janin (Jensen, dkk, 2004). Pertambahan
berat badan badan ini berlanjut sekitar 0,5 perminggu selama bulan ketujuh dan
kedelapan. Dan pada bulan kesembilan hanya bertambah 0,5 atau 1 kg saja atau
bahkan tidak bertambah sama sekali, sehingga jumlahnya mencapai 4 sampai 5 kg
selama trimester ketiga. Perincian berat badan pada akhir kehamilan adalah
sebagai berikut :
Tabel
2.5 Perincian Pertambahan Berat Badan
Pada Akhir Kehamilan (Arlene, 1999)
Bayi
|
0,75 kg
|
Plasenta
|
0,75 kg
|
Cairan
ketuban
|
0,875 kg
|
Jaringan ASI
|
0,5 kg
|
Volume darah
ibu
|
1,375 kg
|
Cairan pada
jaringan ibu
|
1,5 kg
|
Lemak ibu
|
3,5 kg
|
Total rata-rata
|
13,25 kg
|
Kenaikan
berat badan bisa menjadi indikator kesehatan ibu dan janinnya. Ibu hamil harus
menimbang rutin setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, dan dua minggu
sekali sampai usia kehamilan 8 bulan dan setiap minggu sampai saatnya
melahirkan (Kasdu, 2002).
2.3.4. Faktor yang
Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil
Faktor-faktor
yang mempengaruhi status gizi ibu hamil (Paath dkk, 2005) antara lain :
1. Umur
Lebih muda umur seorang wanita yang hamil, lebih banyak energi
yang diperlukan. Pada wanita hamil yang berusia 25 sampai 50 tahun dengan pemberian
energi sebesar 2000 kkal/hari dengan tambahan 300 kkal bagi wanita yang
mengandung.
2. Berat Badan
Berat badan yang lebih atau kurang dari pada berat badan
rata-rata, untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan, supaya
kehamilannya berjalan dengan lancar. Pertambahan berat badan selama hamil
sekitar 12 – 14 kg. Jika ibu kekurangan gizi dengan pertambahan berat badannya
hanya 7 – 8 kg akan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
3. Suhu
Lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5°C - 37°C
untuk metabolisme yang optimum. Apabila terdapat perbedaan suhu antara tubuh
dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti
dengan hasil metabolisme tubuh. Jika perbedaan suhu tubuh dan lingkungan lebih besar, maka berarti lebih
besar masukan energi yang diperlukan.
4. Aktivitas
Setiap aktivitas memerlukan energi, makin
banyak aktivitas yang dilakukan makin banyak energi yang diperlukan oleh tubuh.
5. Status
Kesehatan
Pada kondisi sakit, asupan energi tidak boleh dilupakan. Ibu
hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi atau
makanan yang mengandung zat besi seperti hati, bayam.
6. Pengetahuan Zat Gizi Dalam Makanan
Banyak faktor yang
mempengaruhi pengetahuan zat gizi dalam makanan, antara lain kemampuan keluarga
untuk membeli makanan atau pengetahuan zat gizi. Pada ibu hamil dianjurkan
banyak minum dan makan makanan yang segar dan terasa sedikit asam, misalnya
buah segar, asinan buah, sayuran, pecel atau selada buah/sayur. Makanan yang
dipilih sebaiknya buah-buahan dan sayuran serta makanan yang padat kalori,
sehingga porsi makan dapat dikurangi.
7. Kebiasaan dan Pandangan Ibu Hamil Terhadap
Makanan Ibu hamil harus mengkonsumsi kalori paling
sedikit 300 kal setiap hari dan harus memeriksakan kehamilannya kepada petugas
kesehatan paling sedikit empat kali selama masa kehamilannya.
8. Status
Ekonomi
Status ekonomi dan
sosial sangat mempengaruhi seorang wanita dalam memilih makanannya.
Dalam kunjungan ibu hamil, dianjurkan
untuk mengikuti pedoman makanan atau piramida makanan yang direkomendasikan
(Jensen, 2004).
Gambar 2.1 Piramida
pedoman makanan, suatu pedoman makanan sehari-hari (Jensen dkk, 2004).
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka konsep
|
Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi ibu
hamil :
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
ü Umur
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
ü Berat
badan
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
ü Lingkungan
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
ü Aktivitas
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
ü Status
kesehatan
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
ü Pengetahuan
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
ü Kebiasaan
makan
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
ü penghasilan
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pola
Makan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(
Konsumsi )
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
Ket. ------
tidak diteliti
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
____ diteliti
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
Status
Gizi
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
ü Kurang
|
|
|
|
|||
|
|
|
|
ü Cukup
|
|
|
|
|||
|
Sumber : Path,
dkk (2005)
|
|
|
ü Baik
|
|
|
|