Jumat, 30 Desember 2011

SKRIPSI



PROPOSAL PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETEHUAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI DESA PANAGAN KECAMATAN GAPURA KABUPATEN SUMENEP

 














BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

            Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu. Sejak itu manusia kecil telah memasuki masa perjuangan hidup yang salah satunya menghadapi kemungkinan kurangnya zat gizi yang diterima dari ibu hamil. Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila ibu hamil memiliki status gizi yang baik pada masa sebelum dan selama hamil, kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan Berat Badan Normal. Pada masa hamil, seorang wanita memiliki karakteristik yang khas, bukan saja akibat perubahan fisiologis karena kehamilannya, akan tetapi juga faktor-faktor lain yang turut menentukan makanan yang dimakannya. Beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil diantaranya tingkat umur, berat badan, lingkungan, aktivitas, status kesehatan, pengetahuan, kebiasaan makan, dan penghasilan (Paat dkk, 2005).
            Masa hamil adalah masa yang dilalui seorang wanita dengan kebutuhan berbagai unsur gizi yang jauh lebih banyak dari pada yang diperlukan dalam keadaan biasa. Kebutuhan gizi selama hamil memang meningkat dari sebelumnya, dikarenakan adanya kenaikan laju metabolisme (Basal Metabolik Rate). Saat hamil, energi yang digunakan tubuh untuk melakukan berbagai proses metabolisme meningkat. Oleh sebab itu porsi makan yang dianjurkan untuk ibu hamil 2 kali makanan orang normal, yang memenuhi kriteria 4 sehat 5 sempurna dengan pemberian makanan menu seimbang. Berat badan ibu hamil berpengaruh pada kesehatan ibu hamil dan persalinan, juga tumbuh kembang janin. Ibu hamil yang pertambahan berat badannya kurang dari 10 kg, kemungkinan besar melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) (Kasdu, 2004). Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang energi kronis (KEK) dan anemia gizi. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko besar, yang akibatnya akan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kematian saat persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang sulit dan mengalami gangguan kesehatan (Depkes RI, 1996). Bayi yang dilahirkan dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan terganggu kelangsungan hidupnya (Depkes RI, 1998).
                 Prevalensi ibu hamil yang menderita KEK di wilayah Kabupaten Sumenep adalah 6,6% (Dinkes Kabupaten Sumenep, 2007).
            Berdasarkan hasil pendataan di Puskesmas Kecamatan Gapura diperoleh data ibu hamil sebanyak 572 orang (1,2%) yang mengalami KEK bulan januari  sampai maret 2008 sebanyak 6 orang dan ibu hamil di Desa Panagan Kecamatan Gapura sebanyak 19 orang (21%) dan yang mengalami KEK sebanyak 4 orang. Penderita KEK di Desa Panagan lebih tinggi dari 14 Desa yang ada di Kecamatan Gapura. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang berhubungan dengan status gizi ibu hamil di Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.

1.2. Rumusan Masalah

1.  Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Zat Gizi Ibu Hamil  Di desa Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.
2.  Bagaimana status gizi ibu hamil di Desa Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.
3.  Apakah ada hubungan tingkat pengetahuan dengan zat gizi ibu hamil di Desa Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumnep                                

1.3. Tujuan Penelitian

1.    Tujuan Umum
                   Untuk mengetahui Hubungan tingkat pengetahuan Dengan status gizi ibu hamil di Desa Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.
2.    Tujuan Khusus
       1)         Mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang Gizi ibu hamil di Desa Panagan  KecamatanGapura Kabupaten Sumenep
       2)    Mengidentifikasi status gizi ibu hamil di Desa Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep
       3)    Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan Dengan status gizi ibu hamil  di Desa Panagan Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep



1.4.      Manfaat Penelitian
1.    Bagi Ibu Hamil
                   Memberikan informasi tentang status gizi ibu hamil dan kenaikan berat badan ibu hamil serta mengetahui tingkat pengetahuan dengan status gizi ibu hamil di Desa Banjar Timur Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.
2.    Bagi Peneliti
                   Memberikan pengalaman penelitian dan menambah pengetahuan tentang tingkat pengetahuan dengan status gizi ibu hamil di Desa Banjar Timur Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep.
3.    Bagi Petugas Kesehatan
           Dapat memberikan informasi serta menambah wawasan tentang tingkat pengetahuan tentang status gizi ibu hamil di Desa Banjar  Timur Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep sehingga dapat dijadikan sebagai upaya untuk perbaikan program gizi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Pengetahuan

2.1.1.  Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan atau kognitif adalah kemampuan berpikir dan memberi rasional, termasuk proses mengingat, menilai, orientasi persepsi dan memperhatikan (Nursalam, 2001). Benyamin Bloom (1998) seorang ahli psikologi pendidikan membagi prilaku manusia kedalam 3 domain, ramah atau kawasan (Notoatmodjo, 2003), yaitu :
a.       Kognitif (cognitive)
Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan stereotip yang dimiliki individu mengenai sesuatu.
b.      Afektif (affective)
Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap obyek sikap dan menyangkut masalah emosi.
c.       Psikomotor (psychomotor)
Komponen psikomotor berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau untuk bereaksi terhadap sesuatu dengan cara tertentu.
            Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, sehingga Rogers (1974) mengatakan bahwa seseorang sebelum mengadopsi perilaku baru, maka didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan (Notoatmodjo, 2003), yaitu :
             a.      Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam air mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek)
              b.     Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul
              c.     Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya
              d.     Trial, dimana subjek sudah mulai mencoba perilaku baru
              e.     Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap Stimulus.
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Didalam domain kognitif mempunyai 6 bingkat (Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan tersebut yakni :
 a.  Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah pengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rancangan yang telah diterima. Oleh karena itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang hal yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan an sebagainya.
b.   Memahami (comprehension)
Merupakan suatu kemampuan menjelaskan benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap suatu obyek atau materi harus dapat menjelaskan dan menyebutkan.
c.   Aplikasi (application)
Merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondiri riil. Dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
d. Analisis (analysis)
      Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.


e. Sintetis (synthesis)
Sintetis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dan formasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian atau justifikasi terhadap suatu materi atau obyek, dimana penilaian itu berdasar suatu kriteria yang dibuat sendiri atau menggunakan kriteria yang ada.
2.1.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh karakteristik seseorang (Latipun, 2001), yang meliputi :
a.   Umur
Umur dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin cukup usia tingkat pengetahuan/kemampuan seseorang lebih matang dalam berfikir dan menerima informasi.
b.   Jenis kelamin
Jenis kelamin terutama dengan perilaku model, bahwa individu melakukan model dengan jenis kelaminnya.          
c.       Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola terutama dalam pembangunan kesehatan.
d.      Intelegensi
Pada prinsipnya mempengaruhi kemampuan menyelesaikan diri dan cara pengambilan keputusan individu yang berintelegensi tinggi akan banyak berpartisipasi.
e.   Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya, individu yang berasal dari keluarga status ekonominya baik, dimungkinkan lebih memilki sikap positif memandang diri dan masa depannya, dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah.
f.    Sosial budaya
Sosial budaya termasuk didalamnya pandangan keagamaan, kelompok etnis dapat mempengaruhi proses pengetahuan, khususnya dalam penerapan nilai-nilai sosial keagamaan untuk memperkuat super egonya                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   

2.2.      Konsep Nutrisi Kehamilan                                                                                                                                                                                                                                                             

Nutrisi Penting Selama Kehamilan
Seiring pertambahan usia kandungan, maka kebutuhan gizi ibu hamil akan meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung pesat - terutama perkembangan otak dan susunan syaraf — dan membutuhkan asupan gizi yang optimal.
1.      Nutrisi yang diperlukan adalah:
1. Karbohidrat dan lemak sebagai sumber zat tenaga untuk menghasilkan kalori     dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian.
2. Protein sebagai sumber zat pembangun dapat diperoleh dari daging, ikan,     telur dan kacang-kacangan.
3. Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayur -     sayuran.
4. Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga     sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi     secara normal. Dapat dijumpai pada serealia, biji -     bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur     dan produk susu.
5. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan     pembentukan tulang bayi Anda. Sumbernya     terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan     susu.
6. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah     merah yang sehat. Makanlah lembaga biji-bijian     terutama gandum, kacang-kacangan, minyak sayur     dan sayuran hijau.
7. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem     saraf dan sel darah, banyak terdapat pada     sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam,     kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan,     asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel     dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil adalah 800 mcg per hari,     terutama pada 12 minggu pertama kehamilan. Kekurangan asam folat dapat     mengganggu pembentukan otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf     pusat maupun otak janin.
8. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia, banyak     terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun     pepaya), daging dan hati.
9. Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi     janin, serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika     kebutuhan kalsium ibu hamil tidak tercukupi, maka     kekurangan kalsium akan diambil dari tulang ibu.     Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan     kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik     diperoleh dari susu serta produk olahannya. Susu juga     mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, D, B2,     B3, dan vitamin C. (conectique.com)

2.3. Konsep Status Gizi

2.3.1.     Status Gizi Ibu Hamil
                   Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien (Beck, 2000). Status gizi ibu hamil dapat dilihat dari 3 hal (Kasdu, 2004), antara lain :
a.    Berat badan
                   Untuk melihat status gizi berat badan pada saat hamil adalah dengan melihat bertambahnya berat badan setiap bulan idealnya memang bila pertambahan berat badan itu disesuaikan dengan berat ibu sebelum hamil.
b.    Ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
                   Selama ini LiLA sering diabaikan. Padahal ini salah satu indikator status gizi ibu hamil. Baik atau tidaknya ukuran berdasarkan pada LiLA yang normal yaitu lebih dari atau sama dengan 23,5 cm.
       Pengukuran Lingkar lengan atas dimaksudkan untuk mengetahui prevalensi wanita usia subur umur 15 – 45 tahun dan ibu hamil yang menderita Kurang Energi Kronis (KEK).
c.    Hb                     
Pengukuran kadar Hb digunakan untuk mengetahui kondisi ibu menderita anemia gizi atau tidak. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
Tabel 2.1           Hasil Pemeriksaan Hb

Hb
Nilai
11 gr %
Tidak anemia
9 – 10 gr %
Anemia ringan
7 – 8 gr %
Anemia sedang
< 7 gr %
Anemia berat
       (Manuaba, 1998)
Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan, yaitu pada trimester I dan trimester II (Manuaba, 1998).
2.3.2.     Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil
            Kebutuhan zat gizi yang dianjurkan untuk ibu hamil (Arisman, 2004) antara lain :
a.    Energi
                   Banyaknya energi yang harus disiapkan hingga kehamilan berakhir adalah sekitar 80.000 kkal atau kira-kira 300 kkal tiap hari diatas kebutuhan wanita yang tidak hamil. Energi yang tersembunyi dalam protein ditaksir sebanyak 5.180 kkal, dan lemak 36.337 kkal. Agar energi ini dapat ditabung, masih dibutuhkan energi sebanyak 26.244 kkal yang dapat dimetabolisir.
                   Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Pada trimester II dan III, kebutuhan akan terus membesar sampai pada akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan ibu, yaitu penambahan volume darah, pertumbuhan uterus dan payudara, serta penumpukan lemak. Trimester ke III, energi tambahan dipergunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta. WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 kkal sehari pada trimester I, dan 350 kkal selama trimester II dan III.
b.    Protein
                   Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 gram yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta bayi. Asupan protein tidak boleh berlebihan, karena selain tidak bermanfaat, kelebihan protein justru akan membahayakan. WHO menganjurkan pemberian protein sebesar
10 – 15% dari total energi. Pemberian suplementasi protein lebih dari 20% energi total pada kenyataannya justru memundurkan pertumbuhan janin.
                   Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya 2 per 3 nya merupakan pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan telur, susu dan olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan cukup 1 per 3 bagian.
c.    Zat besi
                   Kebutuhan zat besi (Fe) pada wanita hamil meningkat sebesar 200 – 300%. Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil adalah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg besi ditransfer ke janin, dengan rincian 50 – 75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg hilang ketika melahirkan.
d.    Asam folat
                   Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang mempunyai kebutuhan selama hamil berlipat dua. Sekitar 24 – 60% wanita mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam folat didalam makanan sehari-hari tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan wanita hamil. Kekurangan asam folat dapat mengakibatkan peningkatan kepekaan, lelah berat dan gangguan tidur.
                   Kekurangan asam folat yang parah mengakibatkan anemia mengaloblastik atau megolositik karena peran asam folat dalam metabolisme normal, makanan menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintetis DNA, dan pertumbuhan sel. Gejala anemia jenis ini ialah diare, depresi, lelah berat, ngantuk berat, pucat dan pertumbuhan frekuensi nadi.
e.    Yodium
                   Kekurangan yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme, yang selanjurnya berkembang menjadi kretinisme karena peran hormon tiroid dalam perkembangan dan pematangan otak menempati posisi strategis.
                   Anjuran asupan perhari untuk wanita hamil dan menyusui sebesar 200 mg dalam bentuk garam beryodium, pemberian suplementasi pada hewan ternak, pemberian minyak beryodium.
f.     Kalsium
                   Kadar kalsium dalam darah wanita hamil menurun sampai 5% ketimbang wanita yang tidak hamil, secara kumulatif, janin menimbun kalsium sebanyak 30 g, dengan kecepatan 7,110, dan
350 mg masing-masing pada trimester I, II dan III.
                   Asupan yang dianjurkan kira-kira 1200 mg/hari bagi wanita hamil yang berusia diatas 25 tahun dan cukup 800 mg untuk mereka yang berusia lebih muda.
g.    Air
                   Ibu hamil membutuhkan air sebanyak 2 liter sehari atau setara dengan 8 gelas. Hal ini mengingat ibu hamil lebih mudah kencing atau berkeringat, dan adanya peningkatan alian darah (Kasdu, 2004).
2.3.3.     Makanan Ibu Hamil
            Ibu hamil harus mempunyai kebiasaan makan yang bergizi dan teratur berolah raga serta tidak merokok. Apabila ibu tidak mendapatkan gizi teratur selama kehamilan, maka bayi yang dikandungnya akan menderita kurang gizi sehingga meskipun sudah cukup bulan, bayi tersebut akan lahir dengan berat badan dibawah 2.500 gram atau bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) pada umumnya pasti makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil dua kali makanan orang normal, yang memenuhi kriteria 4 sehat 5 sempurna, semua makanan lokal yang ada disekitarnya seperti sayur, buah, tempe, tahu, daging dan lain-lain dapat dimanfaatkan. Prinsip pemberian makanan adalah dengan menu seimbang. Menu seimbang maksudnya menu yang bahan makanannya terdiri dari sumber protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral dengan porsi seimbang (Seto, 2002).
            Makanan pada ibu hamil yang harus diperhatikan (Seto, 2002) antara lain :
a.    Mengurangi bahan-bahan makanan yang banyak mengandung gas, seperti sawi, kool, dan lain-lain
b.    Mengurangi bumbu-bumbu yang merangsang, seperti pedas dan santan kental
c.    Merokok dan minum-minuman keras sangat dilarang


2.3.4.     Pola Makanan Sehat Ibu Hamil
            Pola makan yang sehat untuk ibu hamil yang harus diperbaiki atau dibentuk (Kasdu, 2004), antara lain :
a.    Kepatuhan terhadap jadwal makanan
                   Ibu hamil tidak diperkenankan mengabaikan waktu makan, khususnya untuk makanan utama, makan waktu yang tepat untuk makan dengan gizi seimbang tiga kali sehari. Untuk makanan utama, makanan yang dikonsumsi tetap harus mengandung zat gizi yaitu  karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, serta air.
b.    Menu utama bergizi seimbang
                   Menu yang dimakan mengandung gizi seimbang. Diantaranya karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
c.    Sarapan
                   Sarapan merupakan energi awal ibu hamil untuk melakukan aktivitas pada pagi hari. Sarapan mencegah dari timbulnya rasa lemah, pusing atau pingsan, sehingga ibu hamil harus sarapan pada pagi hari.
d.    Porsi makan sedikit tapi sering
                   Ibu hamil harus mengatur porsi makan dalam jumlah kecil, namun sering, yaitu kurang lebih 5 sampai 6 kali sehari. Cara ini diketahui untuk menyiasati atau mencegah gangguan pencernaan.


e.    Mengurangi konsumsi junk food
                   Junk food mengandung kalori dan lemak tinggi, tetapi kurang mengandung zat-zat gizi mikro. Akibatnya, ibu merasa makan banyak, tapi sebenarnya tidak memenuhi kebutuhan gizi.
f.     Mengurangi konsumsi kafein
                   Kandungan kafein banyak terdapat dalam minuman seperti kopi, coklat dan soft drink. Dalam minuman tersebut dapat menghambat penyerapan beberapa zat gizi, terutama makanan yang mengandung kalsium.
2.3.5.     Kebutuhan Makanan Ibu Hamil
                   Kebutuhan makanan ibu hamil lebih banyak dari pada kebutuhan untuk wanita tidak hamil. Kegunaan makanan tersebut (Marbun, 2004) adalah untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan, untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan ibu, agar supaya luka-luka persalinan lekas sembuh dalam nifas, guna mengadakan cadangan untuk masa laktasi.
                   Namun bila terjadi gangguan masa kehamilan maka dapat diatur sebagai berikut (Marbun, 2004):
       a.    Pada trimester I
                          Pada umur kehamilan 1-3 bulan kemungkinan terjadi penurunan berat badan. Untuk itu dianjurkan porsi makanan kecil tapi sering. Bentuk makanan kering atau tidak berkuah.

       b.    Pada trimester II
                     Nafsu makan ibu mulai membaik sehingga ibu harus makan-makanan yang diberikan sehari ditambah 1x makanan selingan. Hidangan lauk pauk hewani seperti : telur, ikan, daging, teri, teh, hati sangat baik dan bermanfaat untuk menghindari kurang darah.
       c.    Pada trimester III
                          Makanan harus disesuaikan dengan keadaan badan ibu. Bila ibu hamil mengalami kelebihan berat badan maka makanan pokok dan tepung dikurangi, dengan memperbanyak sayur-sayur dan buah-buahan segar untuk menghindari sembelit.
d.   Bila terjadi keracunan atau oedema, maka tidak boleh menambah garam dapur dalam masakan sehari-hari.











       Tabel 2.3   Kebutuhan Makanan Ibu Hamil Setiap Hari

Nama Bahan
Berat (Gram)
Ukuran Rumah Tangga
Beras
300
4 gelas nasi
Daging
75
3 potong sedang
Tempe
75
3 potong kecil
Sayuran
300
3 gelas
Buah
200
2 potong
Susu
200
1 gelas
Gula
40
1 sendok makan
Minyak
25
5 sendok makan
Selingan
2x

Nilai gizi
-      Kalori    :    2500 kkal           -      Lemak   :      82 gram
-      Protein   :    85 gram              -      HA        :      414 kkal
      
Sumber : (Marbun, 2004)




















Tabel 2.4   Pembagian Makanan dalam Sehari Ibu Hamil

Waktu
Jenis Makanan
Jumlah (Gram)
Ukuran
Pagi
Nasi
200
1 x 4 gelas

Daging
50
1 potong

Telur
25
½ butir

Tempe
-


Sayuran
50
½ gelas

Minyak
10
1 sendok makan

Gula
10
1 sendok makan
10.00
Susu
300
1 gelas

Gula
10
1 gelas
Siang
Nasi
250
1 ¾ gelas

Daging
50
1 potong

Telur
50
1 butir

Tempe
50
1 potong

Sayuran
75
¾ gelas

Minyak
15
1 ½ sendok makan

Buah
100
1 buah
16.00
Kacang hijau
25
2 sendok makan

Gula
15
1 ½ sendok makan
Sore
Nasi
250
1 2/4 gelas

Daging
50
1 potong

Telur
25
½ butir

Tempe
50
1 potong

Sayuran
75
¾ gelas

Minyak
10
1 sendok makan

Buah
100
1 buah
.             Sumber : (Marbun, 2004)
2.4.  Konsep Berat Badan Ibu Hamil
Dalam kehamilan terjadi perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologis (Wiknjosastro, 2001) salah satu perubahan fisik yang terjadi adalah perubahan badan ibu hamil.
  2.4.1.   Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil
Peningkatan berat badan yang dianjurkan antara 10 sampai 13 kg selama satu kehamilan (Kelly, 1997). Wanita hamil harus bertambah berat badannya sekitar 1 sampai 2 kg selama trimester pertama dan sekitar 0,4 kg perminggu. Untuk wanita yang memiliki berat standart terhadap tinggi badan sekitar 19,8 sampai 26 kg. Selama trimester II. Terjadi peningkatan pada ibu, sedangkan pada trimester III terjadi peningkatan pada pertumbuhan janin (Jensen, dkk, 2004). Pertambahan berat badan badan ini berlanjut sekitar 0,5 perminggu selama bulan ketujuh dan kedelapan. Dan pada bulan kesembilan hanya bertambah 0,5 atau 1 kg saja atau bahkan tidak bertambah sama sekali, sehingga jumlahnya mencapai 4 sampai 5 kg selama trimester ketiga. Perincian berat badan pada akhir kehamilan adalah sebagai berikut :
  Tabel 2.5  Perincian Pertambahan Berat Badan Pada Akhir Kehamilan (Arlene, 1999)

  Bayi
0,75 kg
Plasenta
0,75 kg
Cairan ketuban
0,875 kg
Jaringan ASI
0,5 kg
Volume darah ibu
1,375 kg
Cairan pada jaringan ibu
1,5 kg
Lemak ibu
3,5 kg
Total rata-rata
13,25 kg
                   Kenaikan berat badan bisa menjadi indikator kesehatan ibu dan janinnya. Ibu hamil harus menimbang rutin setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, dan dua minggu sekali sampai usia kehamilan 8 bulan dan setiap minggu sampai saatnya melahirkan (Kasdu, 2002).



2.3.4.            Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Ibu Hamil
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ibu hamil (Paath dkk, 2005) antara lain :
1.   Umur
                Lebih muda umur seorang wanita yang hamil, lebih banyak energi yang diperlukan. Pada wanita hamil yang berusia 25 sampai 50 tahun dengan pemberian energi sebesar 2000 kkal/hari dengan tambahan 300 kkal bagi wanita yang mengandung. 
            2.  Berat Badan
                Berat badan yang lebih atau kurang dari pada berat badan rata-rata, untuk menentukan jumlah zat makanan yang harus diberikan, supaya kehamilannya berjalan dengan lancar. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 12 – 14 kg. Jika ibu kekurangan gizi dengan pertambahan berat badannya hanya 7 – 8 kg akan melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
            3.  Suhu Lingkungan
                   Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5°C - 37°C untuk metabolisme yang optimum. Apabila terdapat perbedaan suhu antara tubuh dan lingkungannya, maka tubuh melepaskan sebagian panasnya yang harus diganti dengan hasil metabolisme tubuh. Jika perbedaan suhu tubuh dan lingkungan lebih besar, maka berarti lebih besar masukan energi yang diperlukan.

            4.  Aktivitas
                   Setiap aktivitas memerlukan energi, makin banyak aktivitas yang dilakukan makin banyak energi yang diperlukan oleh tubuh.
            5.  Status Kesehatan
                Pada kondisi sakit, asupan energi tidak boleh dilupakan. Ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet yang mengandung zat besi atau makanan yang mengandung zat besi seperti hati, bayam.
            6.  Pengetahuan Zat Gizi Dalam Makanan
                Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan zat gizi dalam makanan, antara lain kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan zat gizi. Pada ibu hamil dianjurkan banyak minum dan makan makanan yang segar dan terasa sedikit asam, misalnya buah segar, asinan buah, sayuran, pecel atau selada buah/sayur. Makanan yang dipilih sebaiknya buah-buahan dan sayuran serta makanan yang padat kalori, sehingga porsi makan dapat dikurangi.
7.    Kebiasaan dan Pandangan Ibu Hamil Terhadap Makanan                    Ibu hamil harus mengkonsumsi kalori paling sedikit 300 kal setiap hari dan harus memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan paling sedikit empat kali selama masa kehamilannya.


            8.  Status Ekonomi
                Status ekonomi dan sosial sangat mempengaruhi seorang wanita dalam memilih makanannya.
Dalam kunjungan ibu hamil, dianjurkan untuk mengikuti pedoman makanan atau piramida makanan yang direkomendasikan (Jensen, 2004).

 





         

      

Gambar 2.1               Piramida pedoman makanan, suatu pedoman makanan sehari-hari (Jensen dkk, 2004).

      





BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka konsep

Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi ibu hamil :







ü  Umur







ü  Berat badan







ü  Lingkungan







ü  Aktivitas







ü  Status kesehatan







ü  Pengetahuan








ü  Kebiasaan makan








ü  penghasilan
































Pola Makan








( Konsumsi )
















































Ket. ------ tidak diteliti








        ____ diteliti











Status Gizi







ü  Kurang







ü  Cukup




Sumber : Path, dkk (2005)


ü  Baik